Dugaan Malapraktik RSUD Doris Sylvanus masih berlanjut

Dr. Doris Sylvanus Regional Public Hospital, (istimewa)

PALANGKA RAYA – Kasus dugaan malapraktik yang menimpa anak dari Afner Juliwarno yang meninggal 25 Januari 2024 lalu di RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya sampai saat ini terus berlanjut. Manajemen RSUD Doris Sylvanus angkat bicara terkait adanya dugaan malapraktik terhadap kematian bayi tersebut. Pelaksana tugas (Plt) Direktur RSUD Doris Sylvanus, Ady Fraditha menegaskan, pihaknya sudah sesuai dengan prosedur yang berlaku. “Saya tegaskan bahwa apa yang dilakukan oleh tenaga medis dan kesehatan kami sudah sesuai dengan prosedur yang berlaku,” kata Ady Fraditha saat menggelar konferensi pers di RSUD setempat, Rabu (20/3/2024). Ady menyebut, sebelum melakukan tindakan pun dokter telah berkomunikasi dan memberikan edukasi kepada orang tua pasien.

Divisi Pelayanan Kesehatan (Yankes) RSUD dr Doris Sylvanus Palangka Raya, dr. Anto Fernando Abel menambahkan, bahwa pasien tersebut lahir pada 9 Januari 2024. Kemudian pada 12 Januari 2024, pasien dirujuk ke RSUD dr Doris Sylvanus atas indikasi kembung dan muntah. “Kemudian dilakukan pemeriksaan yang diperlukan dan penanganan awal, ditemukan keadaan bertambah kembung yang mengarah kepada kegawatan,” sambungnya. Kemudian tambah Anto, pihaknya kemudian memutuskan untuk melakukan tindakan bedah. Dimana pihaknya memberikan penjelasan kepada keluarga, dam keluarga memberikan persetujuan operasi pada 16 Januari 2024 atas indikasi sumbatan usus.

“Pada saat operasi ditemukan adanya tidak terbentuknya usus halus, dokter memutuskan untuk melanjutkan operasi untuk menjaga kondisi pasien selama operasi,” jelas dr. Anto. Lanjutnya, pasien dirawat di ruangan yang sesuai dengan kondisinya. Pasien tetap dilakukan observasi pemeriksaan, perawatan dan terapi yang diperlukan sesuai dengan kondisinya setelah operasi. “Pada tanggal 25 Januari, terjadi penurunan kondisi, yaitu 9 hari pasca operasi. Pasien mengalami gagal nafas dan pada hari kesembilan tersebut diputuskan untuk memasukkan ke ruang ICU dan dipasang ventilator,” ujarnya. Setelah dilakukan penanganan kegawatan oleh dokter dan perawat yang bertugas, namun kondisi pasien tetap menurun dan dinyatakan meninggal pada tanggal 25 Januari 2024. Plt Direktur RSUD Doris Sylvanus, Ady Fraditha berharap permasalahan itu dapat diselesaikan dengan baik. “Harapan kita bahwa semua ini tentunya dapat diselesaikan dengan baik,” tambahnya.

Sementara itu, ayah dari bayi, Afner Juliwarno meminta kepada RSUD dr Doris Sylvanus agar memberikan keadilan kepada anaknya yang telah meninggal tersebut. “Saya tidak mau ini terjadi kepada yang lain. Cukup saya sendiri bang. Anak saya yang meninggal tanggal 25, total bayi yang meninggal tanggal 25 itu tiga bayi. Paginya 2 orang bayi, malamnya anak saya,” tegasnya. Ia juga meminta penjelasan yang ilmiah dari RSUD Doris Sylvanus secara langsung atas kejadian yang menimpa anaknya tersebut. “Itu yang kami butuhkan bang, selama ini sampai sekarang, dari bulan satu sampai sekarang saya ribut, kok mereka ga peka. Kami ga mungkin meminta rumah sakit menghidupkan anak saya, saya buka orang gila, yang kami butuhkan penjelasan secara ilmiah, bukan mendengarkan penjelasan mereka melalui publik, yang kami butuhkan ke kami dulu,” tandasnya.

 

Simak Berita lainnya dari Satu Kalteng di Google Berita

Pos terkait